Memancing Ikan = Melatih Kesabaran!

Memancing merupakan suatu kegiatan yang mengasikkan, dimana beban di otak hilang saat kita melihat air dan ikan, apalagi alangkah senangnya jika kita dalam seharian memancing dan dapat banyak sekali ikan. Mungkin dari hasil pancingan kita itu bisa kita jual atau kita bawa pulang sendiri, tetapi yang namanya memancing membutuhkan kesabaran ekstra, kenyataannya tidak semudah yang kita bayangkan atau kita lihat. Untuk memancing diperlukan sedikit keahlian khusus.
Kita tidak bisa memancing dengan mengandalkan nafsu dan emosi ingin mendapat banyak ikan, maka niscaya keinginan ini tidak akan berbuah manis, kecil kemungkinan terwujud. Pancinglah dengan kesabaran, karena setiap kesabaran itu pasti akan berbuah manis pada saatnya, begitu pepatah bilang.
Memancing tidak semudah kita mengambil ikan di aquarium, karena kita haruslah menunggu ikan yang kita pancing meraih umpan kita. Walaupun kita memiliki umpan, tidak semua ikan terkadang suka dengan umpan kita. Apalagi jika kita memancing di laut lepas, pemancing di laut lepas harus punya jiwa pemberani dan menyukai tantangan. Hanya pemancing yang menyukai tantangan yang akan menjalani hobinya mancing di laut lepas, danau, atau sungai. Memancing memerlukan modal yang cukup banyak, selain rasa kesukaan di hobi ini.
Tantangan yang harus dihadapi oleh para pemancing salah satunya adalah berasal dari si ikan, sebagai target pancingan. Perlunya mengenali karakter dari ikan-ikan di lokasi, karena tentunya ikan-ikan di alam bebas jelas berbeda karakter dengan ikan-ikan yang sengaja dipelihara untuk dipancing di lokasi pemancingan. Ikan di alam bebas cenderung memiliki karakter melindungi diri lebih baik.
Memancing dapat di kategorikan menjadi 2 bagian, yaitu fun fishing dan sport fishing. Fun fishing adalah kegiatan mancing untuk sekedar mencari kesenangan saja dan tidak ada target sasarannya, hanya perlu peralatan pancing yang sederhana dan biasanya di perairan dangkal dari segi perencanaannya juga tidak terlalu ribet. Sport fishing adalah kegiatan memancing yang dilakukan secara terkonsep sebagai suatu perlombaan, peralatannya pun sangat lengkap dan terjamin serta mengambil area di lautan lepas. Kedua kategori ini memerlukan karakter khusus pada si pemancing untuk melatih kesabaran di medan yang berat maupun yang ringan sekalipun. Hal ini dapat mengajarkan kita untuk mengendalikan diri dari sifat emosi.

Memancing di Dekat Permukaan

Memancing Dekat Permukaan
a. Penentuan lokasi
Lokasi pemancingan di dekat permukaan agak sulit ditentukan. Untuk keperluan ini ada beberapa cara yang dapat di tempuh. Di samping meminta bantuan nelayan setempat, perlu juga diketahui kejadian-kejadian di laut sebagai pertanda adanya gerombolan ikan. Adanya gerombolan ikan ditandai dengan perubahan warna air, bentuk air yang beriak atau berbuih, adanya ikan-ikan yang saling berlompatan ke atas, dan banyak burung camar yang menukik-nukik di permukaan laut. Dengan tanda-tanda seperti itu dapat dipastikan perairan tersebut banyak ikannya.
Lokasi pemancingan di dekat permukaan bisa juga terdapat di perairan dalam yang mempunyai dasar karang. Ada tidaknya karang bisa diketahui dengan melihat peta laut atau berdasarkan petunjuk nelayan setempat. Di perairan seperti ini biasanya terdapat berbagai macam organisme yang menjadi makanan ikan.
Jenis ikan pelagis (permukaan) seperti tuna, cakalang, lemadang, barakuda, kembung dan marlin mudah tertarik pada benda-benda yang terapung di laut. Kejadian seperti ini sering kali dimanfaatkan oleh nelayan dalam menentukan lokasi penangkapan. Mereka sering melakukan penangkapan ikan di sekitar benda-benda terapung tersebut. Dengan dasar seperti itu, dibuatlah tipuan dengan memasang benda yang menetap di laut. Benda mengapung yang sengaja dipasang untuk mengumpulkan ikan ini dinamakan rumpon.
b. Kapal untuk pancing tonda
Kapal yang didesain untuk memancing ikan dengan tonda (trolling) biasanya berbentuk agak ramping. Dengan bentuk seperti ini gerakan kapal menjadi lebih lincah. Selain itu, kapal juga dilengkapi dengan mesin-mesin kecepatan tinggi, bahkan kadang-kadang ada yang menggunakan mesin ganda. Keberhasilan memancing dengan tonda memang sangat dipengaruhi oleh laju kapal yang digunakan. Untuk keberhasilan menonda sebaiknya menggunakan kapal dengan kecepatan antara 10-12 knot.
Bagian belakang kapal (burutan) sebaiknya dibuat agak lebar agar pemancing lebih leluasa dan lebih mudah menaikan ikan ke atas kapal. Jika pemancing menggunakan lebih dari satu unit pancing, biasanya kapal diberi tambahan beberapa palang yang terbuat dari kayu atau fiberglas. Palang-palang ini dinamakan out rigger dan dipasang pada bagian kiri dan kanan lambung kapal yang menjorok keluar atau pada bagian belakang kapal. Pada ujung kapal diberi cincin penyalur sebagai tempat pemasukan tali pancing yang berasal dari joran. Dengan adanya palang ini, kita dapat menggunakan beberapa unit pancing tonda dalam satu kapal tanpa khawatir terjadinya tali kusut atau penyangkutan satu sama lain.
Dengan menggunakan pancing tonda, ikan yang tertangkap umumnya berukuran besar seperti ikan tuna, tenggiri, lemadang, layaran atau marlin. Karena besar dan kuatnya ikan yang tertangkap, ada kemungkinan pemancing terbawa oleh gerakan ikan dan bisa terjebur ke laut. Oleh karena itu, demi keselamatan pemancing, ada tipe kapal untuk pancing tonda yang dilengkapi dengan tempat duduk pengaman. Tempat duduk ini bisa dipasang secara permanen di atas kapal dan dilengkapi dengan sabuk pengaman.
c. Pancing dan umpan
Memacing dekat permukaan sering dilakukan dengan pancing tonda (trolling). Pancing yang digunakan untuk menonda dapat dilengkapi dengan joran atau tanpa joran. Namun, demi keamanan dan kenyamanan si pemancing lebih baik menggunakan joran. Pancing tanpa joran biasanya talinya sulit ditarik saat mata pancing dimakan ikan. Apalagi bila ikan yang didapat berukuran cukup besar.
Ikan yang baru terkait mata pancing biasanya mempunyai tenaga melawan yang luar biasa. Jika pemancing tidak mampu menarik atau bertarung dengan tenaga ikan, tidak jarang tali langsung dilepas bersama dengan ikan yang sedang kesakitan. Jika pemancing tetap mempertahankan tali, bisa jadi tangan pemancing kesakitan karena tergores oleh tali yang ditarik ikan. Akhirnya, bukan ikan yang didapat melainkan jari tangan yang terluka.
Dengan joran yang dilengkapi dengan gulungan, pemancing dapat memancing lebih aman dan nyaman. Memang, tidak sembarangan joran dapat digunakan untuk menonda. Pilihlah joran yang mempunyai kelenturan dan kekuatan yang bagus. Bahan joran yang bagus terbuat dari fiberglass. Untuk pancing tonda, kurang nyaman kalau memakai joran yang terlalu panjang. Ukuran yang ideal antara 1-1,5 m.
Gulungan tali yang bagus biasanya mampu memuat ratusan meter tali dan bisa berbunyi saat tali ditarik ikan. Tali yang dipergunakan terbuat dari nylon monofilamen (senar) dengan ukuran yang disesuaikan dengan berat ikan yang menjadi sasaran. Karena pancing tonada umumnya ditujukan pada jenis ikan pelagis yang berukuran beasr, maka diperlukan mata pancing yang berukuran agak besar, nomor 5-7.
Pancing tonda biasanya menggunakan umpan sungguhan atau tiruan. Meskipun demikian kebanyakan pemancing menggunakan umpan tiruan yang berbentuk cumi-cumi atau ikan. Bahkan, ada yang menggunakan tali rafia atau plastik yang dirumbai-rumbai. Untuk umpan sungguhan, biasanya menggunakan ikan kembung atau ikan layang berukuran kecil yang telah mati.

d. Cara memancing
Memancing dengan tonda sebaiknya dilakukan siang hari karena kita menggunakan umpan tiruan untuk mengelabuhi penglihatan ikan. Kegiatan ini dimulai dengan mempersiapkan pancing yang terdiri dari joran, gulungan, tali pancing, mata pancing dan umpan. Keadaan mata pancing perlu diperhatikan apakah masih tajam atau tidak. Apabila sudah tumpul, mata pancing perlu ditajamkan dengan alat pengasah, seperti pengasah pisau atau gerinda batu.
Bagi pemancing tonda yang sudah berpengalaman, kegiatan ini dimulai dari pengaturan tali pada gulungan. Gulungan dilengkapi dengan alat pengatur ketegangan yang memiliki tuas dengan skala yang dapat diatur sesuai kehendak pemancing. Dalam skala tersebut tertera angka yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan ketegangan tali pancing.
Kekuatan tali (breaking streang) bisa diukur dengan menggunakan timbangan pegas. Cara pengukurannya dapat dilakukan oleh dua orang. Satu orang memegang joran, sedang yang lain menarik tali yang telah digantungi timbangan pegas. Pengukuran ini sangat penting, apabila kita salah menyetel gulungan akibatnya tali mudah putus jika ditarik ikan.
Setelah tali dipasang pada joran, mata pancing yang telah dilengkapi dengan umpan bisa disambungkan pada tali senar. Antara tali senar dan mata pancing umumnya menggunakan tali wire dari monel atau bisa juga tali senar yang berukuran besar. Hal ini untuk menghindari tali putus akibat gigitan ikan yang bergigi tajam. Panjang tali monel ini antara 1-1,5 m yang dipasang langsung pada mata pancing. Pancing tonda dapat menggunakan umpan tiruan atau sungguhan, namun yang sering dipakai adalah umpan tiruan, baik yang menyerupai ikan atau cumi-cumi. Dengan umpan tiruan ini, setiap umpan dapat digantungi lebih dari satu mata pancing.
Pancing yang telah dirangkai dalam satu unit siap untuk dioperasikan di laut. Dengan kecepatan kapal yang tidak terlalu tinggi, antara 3-4 knot, pancing diturunkan berlahan-lahan. Panjang tali pancing yang tepat untuk menonda tergantung pada kecepatan kapal. Dengan kecepatan normal, antara 10-12 knot, panjang tali yang sesuai adalah 20-25 m. Meskipun demikian, ini bukan ketentuan yang baku. Sebagai patokannya adalah bila umpan kelihatan melayang di permukaan laut saat tali ditarik oleh kapal. Dalam hal ini dituntut kejelian pemancing atau nakhoda kapal dalam memperhatikan gerakan umpan tersebut. Ikan-ikan pelagis yang menjadi sasaran lebih tertarik pada benda yang bergerak atau berenang menyerupai ikan atau cumi-cumi hidup.
Apabila tali pancing telah diulur (di area) dan umpan sudah bisa melayang-layang di permukaan, maka tuas yang ada pada gulungan tali bisa dikunci dengan cara menyetel tuas pada posisi ½ nya. Dengan cara seperti ini apabila mata pancing disambar ikan, tali pada gulungan akan mengulur dengan cepat sehingga menimbulkan bunyi “wee..k” menyerupai bunyi bel. Ini menandakan bahwa ada ikan yang terkait pada mata pancing sehingga perlu segera dilakukan penarikan.
Setelah penurunan pancing beserta talinya dianggap beres dan tepat, joran dapat diletakan pada tempat joran, bagi kapal yang dilengkapi tempat joran (road holder). Bagi kapal yang tidak mempunyai tempat joran, maka pemancing harus memegang joran tersebut. Khususnya pancing tonda yang tidak menggunakan joran, tali pancing bisa diikatkan pada bagian belakang (buritan) kapal.
Dalam satu kapal kadang-kadang menggunakan lebih dari satu joran untuk menonda, bahkan ada yang menggunakan enam joran sekaligus. Ini tentunya membutuhkan out rigger agar tali pancing bisa memencar, tidak saling bersangkutan. Cara pemasangan tali dan mata pancing pada joran sama dengan pancing yang pertama. Hanya saja, disini kebutuhan tali pancingnya berbeda antara joran yang dipasang di luar dengan yang di dalam. Joran yang dipasang di luar membutuhkan tali yang lebih panjang.
Jika joran semua telah terpasang pada tempatnya, kapal dapat bergerak dengan kecepatan antara 10-12 knot. Laju kapal diusahakan stabil sehingga umpan akan bergerak sesuai dengan yang diharapkan. Apabila kecepatan kapal dinaikan, ada kemungkinan umpan akan terbang. Sebaliknya jika kapal dilambatkan, umpan akan tenggelam ke dalam air. Dalam hal ini kemahiran Nakhoda megendalikan kapal sangat diperlukan.
Untuk membuat umpan lebih aktif, bisa melayang dipermukaan air, kapal dapat dijalankan dengan gerakan zig-zag (berjalan tidak lurus). Dengan cara seperti ini gerakan permukaan air akan lebih banyak sehingga umpan kelihatan lebih aktif dan akhirnya mampu menarik perhatian ikan pelagis. Perlu juga diketahui bahwa kebanyakan ikan pelagis mudah tertarik pada permukaan air laut yang bergerak seperti bekas permukaan yang telah dilewati oleh kapal. Oleh karena itu sering kita jumpai ikan lumba-lumba, cakalang, tuna dan marlin mengikuti kapal yang sedang berlayar di laut.
e. Teknik menghajar ikan
Untuk pancing yang menggunakan gulungan, termakannya umpan oleh ikan ditandai oleh bunyi uluran tali yang menyerupai bel, sedangkan untuk pancing yang dipegang terasa ada sentakan dari dalam air. Kejadian ini adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh setiap pemancing. Dengan adanya tarikan ini, pemancing secara spontan berteriak pada Nakhoda untuk menaikan kecepatan kapal. Hal ini dilakukan agar ikan yang memakan umpan cepat tersangkut pada mata pancing. Jika kecepatan kapal tidak dinaikan, ada kemungkinan ikan melepaskan kembali umpan yang telah masuk ke mulutnya. Bila Nakhoda yakin bahwa ikan telah tersangkut pada mata pancing, kecepatan kapal segera diturunkan sampai lebih pelan dari kecepatan normal menonda. Dalam keadaan seperti ini tetap diperlukan keahlian Nakhoda, jika Nakhoda tidak pintar dalam mengendalikan kapal, ada kemungkinan ikan terlepas kembali.
Setelah kapal berjalan pelan atau berhenti, penarikan tali pancing bisa dimulai, ini dinamakan fighting time. Pemancing profesional biasanya menggunakan sabuk yang telah dilengkapi dengan tempat joran untuk menarik tali pancing. Joran diambil dari rod holder, kemudian dipegang oleh pemancing dengan cara meletakan bagian bawah joran pada sabuk yang telah dilengkapi dengan lubang tempat joran. Tali pancing kemudian digulung perlahan-lahan dengan memutar alat putar yang terdapat pada gulungan.
Irama menggulung tali harus disesuaikan dengan gerakan ikan. Apabila ikan kelihatan melawan, tali harus dihentikan. Sebaliknya bila ikan kelihatan kelelahan, tali harus segera digulung. Demikian seterusnya hingga ikan mendekati kapal. Teknik menggulung tali ditentukan oleh keahlian si pemancing dan dibutuhkan kesabaran yang luar biasa. Apabila si pemancing ceroboh dan tidak sabar ada kemungkinan ikan lepas atau tali putus.
Bagi pemancing yang benar-benar lihai dalam hal tarik ulur dengan ikan, mungkin dalam waktu yang singkat ikan sudah dapat dinaikan ke kapal. Bahkan, mereka juga bisa menangkap ikan yang berukuran besar dengan menggunakan tali yang berukuran relatif lebih kecil. Kelihaian ini pada lomba memancing bisa memperoleh nilai tambah pada kriteria penilaian.
Yang perlu diperhatikan pada saat melakukan penarikan ikan, baik dengan joran atau tanpa joran, adalah kapal harus dalam posisi tidak berjalan. Bila kapal bergerak maju, maka akan terjadi tarik menarik antara si pemancing dengan ikan. Akibatnya tarikan menjadi berat yang kadang-kadang bisa membuat tali putus. Bagi pemancing yang tidak menggunakan joran, penarikan harus di lakukan dengan hati-hati. Apabila ikan yang terkait cukup besar jangan di paksakan untuk menariknya saat ikan masih melawan. Tunggu dulu sampai ikanbenar-benar lemas. Jika dipaksakan menarik tali,jari tangan bisa terluka akibat gesekan senar. Oleh karena itu, jika tidak menggunakan joran, pemancingan disarankan memakai sarung tangan.
Ikan yang sudah kelihatan lemas akibat tarik ulur dengan pemancing, perlahan-lahan akan mendekat ke kapal mengikuti tarikan tali pancing. Meskipun demikian, kadang-kadang ada ikan yang masih memiliki tenaga kuat walaupun sudah mendekati kapal. Ikan marlin dan layaran, misalnya, biasanya masih melawan meskipun sudah berada beberapa meter di belakang kapal. Oleh karena itu, sering kita jumpai pemandangan yang mengasyikan di mana seekor ikan marlin atau layaran melompat keatas permukaan laut (jumping) pada saat di tarik mendekati kapal.
Ikan yang sudah dekat dengan kapal harus ditarik dan di arahkan pada posisi sebelah kiri atau kanan kapal. Maksudnya untuk memudahkan menaikan ikan ke atas dek kapal. Dengan bantuan ganco yang cukup tajam, ikan di kaitkan pada mata ganco, bisa pada tubuhnya atau punggung nya. Untuk ikan yang berukuran besar, lebih baik menggunakan dua ganco.
Bila posisi ganco sudah benar-benar kuat, secara perlahan-lahan ikan dapat dinaikan ke atas kapal. Ganco ini tidak di perlukan bila yang tertangkap ikan kecil. Serok yang terbuat dari jaring dan bertangkaisudah bisa di gunakan untuk mengangkat ikan kecil.
f. Penanganan hasil pancingan
Jenis ikan tertentu yang mempunyai kebiasaan berenang cepat seperti tuna, cakalang, marlin atau layaran meskipun sudah berada di atas dek kapal seringkali masih bergerak cukup kuat. Bahkan, kadang-kadang bisa melompat tinggi. Kalau tidak hati-hati, ikan tangkapan ini bisa melompat lagi ke laut. Untuk hal seperti ini, ikan yang masih hidup ini perlu di matikan terlebih dahulu sebelum mata pancing yangmasih terkait tercopot. Sesudah mati, ikan tersebut langsung disimpan di tempat penyimpanan ikan (palka), bagi kapal yang mempunyai palka, atau ke dalam kotak dingin yang berisi es.
Bagi pemancing yang perjalananya lebih dari satu hari, penyimpanan seperti ini dapat memperlambat proses pembusukan. Setelah pekerjaan menangani ikan selesai, mulailah persiapan untuk memancing berikutnya. Biasanya pemancing menurunkan pancing tidak jauh dari lokasi sebelumnya.

Tips Merawat Peralatan Mancing

Merawat alat-alat pancing adalah kegiatan yang sangat vital bagi para mancing mania, hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan performance alat-alat pancing agar selalu prima, serta agar peralatan tersebut tetap awet, apalagi bila anda menggunakan peralatan bermerk yang harganya cukup mahal. Meskipun saat ini sebagian besar peralatan pancing mengandung bahan steel yang anti karat namun bila tak terawat tetap saja akan mudah rusak dan berkarat.
Kegiatan perawatan alat pancing ini menjadi kesenangan tersendiri bagi para hobies mancing, dengan sering melakukan perawatan termasuk bongkar pasang maka anda akan sangat mengenali dan memahami secara mendetail cara kerja dan fungsi masing-masing bagian dari alat pancing tersebut.
Berikut beberapa tips yang dapat anda lakukan untuk memelihara alat-alat pancing, yaitu:

1. Pencucian Peralatan Pancing
Alat yang habis dipergunakan sebaiknya dicuci dengan air biasa, jangan dimasukkan ke air atau direndam, hal ini dapat mengakibatkan peralatan mudah rusak utamanya reel pada bagian Ball Bearingnya, yang lain bagian yang bisa berputar akan tidak lancar.
Bersihkan peralatan dari kotoran seperti pasir, lumpur dan zat-zat korosif seperti air laut yang dapat merusak kinerja mekanik mesin Reel Pancing. Kotoran seperti pasir dapat menghambat kinerja ball bearing sehingga dapat membuat kerusakan fatal yaitu rotasi putaran menjadi macet atau tidak bekerja dengan baik.
Khusus spool dan benang PE, atau braid lebih baik bila menggunakan air hangat. Cara terbaik yakni semua benang PE, atau Braid yang selesai anda pakai, pindahkan atau gulung ke penggulung lainnya. Ini juga akan membuat kita lebih mudah untuk membersihkan spool terlebih lagi bila anda jarang membuka benang hingga habis.
2. Penjemuran
Setelah dicuci, maka selanjutnya adalah mengeringkan dengan cara digantung. Pengeringan sebaiknya dilakukan ditempat yang tidak terkena terik matahari langsung, sebab akan mempercepat kerusakan alat tersebut. Bercak-bercak yang timbul setelah kering menandakan pencucian yang dilakukan kurang bersih.
3. Penyemprotan Cairan Kimia WD 40
Reel atau joran yang selesai dicuci dan kering perlu disemprot menggunakan cairan kimia WD 40. Setelah itu dibersihkan kembali dengan kain yang halus sampai benar-benar bersih.
4. Pemberian Pelumas
tak ada ketentuan pasti kapan harus memberikan pelumas pada alat-alat anda, yang pasti dilakukan secara rutin saat pelumas mulai hilang.
Dengan melakukan perawatan yang benar maka peralatan pancing anda akan selalu dalam permorma yang ideal, sehingga hobbi mancing anda akan memberikan kepuasan.

Mancing Cumi-cumi

Cumi-cumi termasuk dalam kelas Cephalopada dan masuk dalam ordo Teuthida. Cephalopoda dalam bahasa Yunani berarti “kaki kepala”, hal ini karena kakinya yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala. Cumi-cumi juga memiliki mata yang sangat tajam, maka dari itu penggunaan umpan yang berwarna cerah adalah salah satu cara terbaik untuk menarik perhatian cumi-cumi ini.
Umpan
Biasanya umpan yang digunakan untuk mancing cumi-cumi adalah udang-udangan yang biasa dikenal
dengan sebutan Capela. Banyak pilihan warna untuk umpan capela yang digunakan, tergantung
situasi & kondisi cuaca serta lokasi tempat mancing.
Lokasi Memancing
Untuk mancing cumi anda bisa mencoba dari atas dermaga, perahu atau dari karang-karang pinggir
pantai laut. Hindari memancing di lokasi dengan arus yang sangat deras karena cumi biasanya
tidak bermain di lokasi seperti ini. Dasar laut harus memiliki gugusan rumput laut atau karang
sebagai tempat berlindung cumi. Idealnya air laut harus berwarna cerah/bening, ada sedikit
angin (angin darat bukan angin laut) dan kedalaman laut berkisar antara 2-6 meter. Jika
mancing di atas dermaga, perhatikan bekas tinta (dari cumi) di lantai dermaga. Bekas tinta ini
menunjukkan bahwa anda telah menemukan lokasi yang tepat untuk mancing cumi.
Waktu Memancing
waktu terbaik untuk mancing cumi adalah saat pagi hari (jam 6.00-9.00) dan menjelang malam
(jam 18.00-21.00). Jika anda mancing di lokasi dengan lampu penerangan buatan seperti dermaga
atau pelabuhan, maka anda bisa mancing sepanjang malam, Cumi akan tertarik dengan sinar lampu
yang terang. cari posisi/lokasi dermaga yang paling terang.
Aksi
Lemparkan capela sejauh mungkin dan biarkan tenggelam sebentar kira-kira 10 detik. Berikan
sentakan pendek pada capela untuk mendapatkan perhatian cumi. Segera setelah anda melihat sang
cumi mencengkeram capela, anda harus menggentak secara perlahan agar mata pancing tersangkut
kemudian gulunglah reel secara perlahan sampai cumi mendekat ke jaring serok anda. Kadangkala
gerakan menghentak hanya akan menakuti cumi, maka anda harus memperhatikan sang cumi dengan
seksama untuk melihat reaksinya terhadap capela.

Alternatif Saat Laut Tidak Bersahabat

Jika kita perhatikan prediksi di berbagai situs cuaca saat ini, angin masih terus bertiup kencang yang membuat lautan kita terus ‘mendidih’. Bagi pemancing freshwater ini tidak berpengaruh apa-apa, namun bagi pemancing laut mungkin mulai bosan menunggu laut teduh. Apa yang bisa kita lakukan agar terhindar dari kebosanan?
Melirik Freshwater Fishing
Bagi Anda para pemancing laut, tidak ada salahnya jika laut sedang tidak bersahabat seperti ini kita meilirik ke air tawar sementara waktu. Kita bisa memancing di kolam, danau, sungai, dan di lokasi-lokasi lainnya. Yang belum pernah mencoba mungkin akan mencibir bahwa sensasi mancing di freshwater tidak sehebat di laut. Tapi tunggu dulu, kita harus ingat bahwa semua teknik memancing memiliki keunikan sendiri-sendiri sekaligus memiliki sensasi yang khas. Jadi tidak ada salahnya Anda mencobanya. Biasanya banyak acara mancing freshwater di saat seperti ini, Anda bisa mempertimbangkan untuk mengikutinya bukan?
Merawat Tackle Saltwater Kita
Banyak yang sibuk memancing tanpa memperhatikan perawatan pada peralatan mancing yang dimiliki. Padahal alat-alat itu kita beli dengan biaya yang tidak sedikit. Nah, di saat libur melaut seperti ini Anda bisa meluangkan waktu Anda untuk merawat alat-alat pancing mahal milik Anda itu. Reel bisa dibongkar dan dibersihkan agar saat dipakai trip mendatang benar-benar dalam kondisi prima. Mata pancing yang sudah berkarat bisa kita buang dan diganti dengan yang bagus atau baru sehingga kemungkinan ikan lepas karena faktor pancing bisa dihindari nantinya. Atau kita bisa membersihkan joran kita, periksa cincinnya, apakah ada yang rusak atau tidak. Tali pancing kita juga memerlukan sentuhan kita. Mungkin saja di gulungan tali PE atau monofilamen itu ada yang rusak bukan? Umpan-umpan kita pun bisa kita periksa. Dan lain sebagainya.
Mengintip Produk Terbaru
Terkesan konsumtif mungkin, tetapi ini juga perlu karena produsen tackle biasanya banyak mengenalkan produk yang layak koleksi pada saat-saat seperti ini. Jika kemarin belum ada warna lure yang Anda cari, siapa tahu sekarang lure dengan warna spesifik yang Anda inginkan telah tersedia? Luangkan waktu untuk mengunjungi toko pancing langganan Anda masing-masing agar tidak ketinggalan info. Siapa tahu ada peralatan Anda yang sudah harus ‘diupdate’?
Melewatkan Waktu Dengan Keluarga
Nah ini sangat penting. Menjadi hal umum bahwa pemancing banyak diprotes oleh keluarga karena lebih memilih meluangkan waktu senggang dengan pergi mancing, dan bukannya bersama keluarga mereka. Saat sekarang ini menjadi momen yang tepat untuk bersama mereka secara penuh. Pasti mereka akan sangat senang. Namun saran kami, jangan hanya pada saat laut tidak bersahabat saja kita bersama mereka. Selalu seimbangkan waktu kapan saja antara pekerjaan, hobi dan keluarga.

Teknik Dasar Memancing Yang Diperlukan

Memancing ikan kelihatannya gampang, menyiapkan alat pancing, menyiapkan umpan, dan mencari lokasi yang banyak ikannya. Sesampai di lokasi alat dikeluarkan, umpan dipasang, lemparkan umpan, menunggu sebentar hingga ikan memakan umpan, kemudian menggulung atau menarik kenur atau senar lalu diangkat.
Namun, kenyataannya tidak semudah yang kita bayangkan atau kita lihat. Untuk memancing diperlukan sedikit keahlian khusus. Teknik ini akan sangat diperlukan apalagi kalau kita mengikuti lomba. Yang jelas, berlatih diperlukan seperti pepatah “practise make perfect” atau berlatih membuat sempurna. Berlatihlah dan pengalaman akan mengajarkan anda kepada tekink yang benar dan efektif.  Berikut beberapa teknik yang perlu dikuasai selain teknik yang pernah disajikan sebelumnya.
Melempar atau Melontar Umpan
Kunci sukses acara mancing juga ditentukan oleh teknik lontaran. Lontaran harus jatuh pada titik yang sama dengan titik yang telah diberi umpan pengebom. Lontaran ke arah yang sembarangan itu seperti mengoper bola ke arah yang tiada seorang temanpun yang menyambut. Berlatihlah dulu cara melontar di kolam harian sebelum anda beralih ke pertandingan.
Memang tak ada larangan untuk langsung terjun ke lomba. Namun tentunya kita tak ingin mendapat malu bila lontaran kita selalu jatuh di lapak tetangga. Mula-mula atur pengangan tangan tepat pada gagang joran di mana ril duduk. Buka kawat pengaman ril (Bail Arm) dan tahan kenur dengan jari telunjuk.
Pegang joran tegak lurus searah badan, arahkan mata ke titik tempat jatuhnya umpan. Gerakkan joran dengan gerakan siku ke arah depan hingga kenur tegak lurus dengan air, ayunkan umpan ke arah belakang. Bila saat itu anda masih ragu, gerakan joran kembali kedepan. Kembali ayunkan umpan ke belakang dengan menggerakkan joran lurus dengan kepala.
Saat umpan terayun ke belakang, lontarkan umpan bersamaan dengan arah balik ayunan umpan ke depan dengan gaya seperti menyabet dengan joran, jangan lupa melepas kenur yang tadi anda tahan dengan jari. Bila gerakan dilakukan secara benar maka anda tak akan kecewa dengan hasil lontaran, berlatihlah terus hingga dirasa telah cukup.
Isyarat Kenur
Pada rangkaian glosor atau kenur bebas (free lining) lainnya, gerakan umpan yang dimakan ikan, getarannya langsung disalurkan ke kenur. Setelah umpan dilontarkan, gulung kenur sedikit, taruhlah joran pada cagak joran (rod rest) atur kenur agar menegang namun janganlah terlalu kencang, agak kendor sedikit. Perhatikan kenur yang memasuki air karena di sini getarannya dapat terlihat jelas. Ada 2 kondisi dimana kita harus segera menggentak joran: Tanpa isyarat awal, tiba-tiba saja kenur terangkat dan bergerak menjauh. Kenur yang tegang tadi tiba-tiba menjadi kendor. Keadaan lain yang dapat dideteksi seperti kenur yang bergerak-gerak mengencang.
Keadaan lain yang dapat dideteksi seperti kenur yang bergerak-gerak mengencang dan mengendur, gerakan yang amat halus dapat anda rasakan dengan memposisikan jari telunjuk pada kenur, pada keadaan yang ekstrim joran dapat turut tercebur ke air makanya disarankan mengikatkan tali pengaman pada joran bila memancing menggunakan rangkaian ini di danau atau perairan yang dalam lainnya.
Menggentak Joran
Agar ikan dapat terkait saat umpan termakan, setelah adanya deteksi gigitan yang diurai di atas tadi. Anda perlu menggentak joran (strike) terutama bila rangkaian yang digunakan berpelampung. Gerak menggentak joran dapat digolongkan sebagai gerakan yang refleks. Untuk itu latihlah gerak refleks anda, sehingga tangan terlatih untuk segera meraih joran.
Raih joran dengan memegangnya pada pangkal joran tepat di dudukan ril penggulung, posisi jari telunjuk ada didepan gagang penggulung jari lain berada di belakangnya. Gerakkan joran jauh ke arah belakang kepala secara cepat, usahakan jangan mengendurkan kenur dan baca gerak ikan dan mulailah mengajarnya. Gerak menggentak yang benar adalah melawan arah kenur.
Pada lokasi alam, lontaran dapat saja jauh di arah kanan atau kiri dari posisi kita. Bila lontaran arah ke kiri, gentakan adalah ke belakang kanan. Bila lontaran arah ke kanan, gentakannya ke belakang kiri. Pada empang pemancingan lontaran umpan hanya ke arah depan saja, karena sebelah kanan kiri ditempati orang.
Menaklukan Ikan
Menaklukkan ikan adalah saat yang paling asyik dan so pasti kritis. Gerakan ikan yang berontak melebihi kekuatan putus kenur (breaking strength) dapat menyebabkan kenur putus. Setel drag pada posisi setengah dari posisi mati (terkunci penuh) atau sesuai perkiraan anda sendiri, jangan biarkan drag dalam keadaan terkunci penuh. Biarkan ikan yang terpancing melarikan kenur. Arahkan joran berlawanan dengan arah lari ikan. Bila ikan merubah arah, segera gulung ril anda, coba menambah tekanan drag.
Namun bila tenaga ikan masih besar, kurangi posisi drag dan biarkan ikan kembali melarikan kenur. Ubah segera posisi joran bila ikan berusaha lari ke arah lain. Posisi joran harus selalu berlawanan dengan arah ikan. Jangan panik, lakukan gerakan tarik ulur ini secara sabar terutama untuk ikan yang berukuran besar. Akibat daya lentur joran dan setelah beberapa kali tarik ulur ikan akan menjadi lemah, segera gulung kenur dengan gerakan memompa. Artinya gulung kenur dengan cepat dibarengi dengan menurunkan posisi joran ke arah air hingga sejajar. Angkat joran dengan gerakan siku anda, gulung kembali ril dengan cepat seperti tadi dengan teknik pemompaan.
Bila ikan telah dekat, anda harus ekstra hati-hati terhadap gerakan tiba-tiba ikan yang berontak, yang penting posisi drag ril anda jangan sampai terkunci penuh supaya kenur dapat dilarikan ikan bila ternyata masih mempunyai sisa tenaga yang besar. Bila yang anda kenai ternyata ikan yang berukuran super, maka sebenarnya perlawanan adalah saat ikan sudah begitu dekat dengan anda. Karateristik ikan mas yang besar biasanya dari tengah kolam anda dapat menariknya dengan mudah hanya saja terasa berat.
Gulung kenur secara hati-hati gunakan perasaan anda menghadapi perlawanannya. jangan berusaha melawannya bila ikan masih berontak , mainkan saja dengan hati-hati untuk mengurangi tenaganya yang besar, bila ikan telah mendongak jangan gulung kenur anda karena akan menyebabkan ikan kembali tenggelam dan melawan. Tetapi tetaplah pertahankan posisi ikan yang telah mendongak tadi, dan untuk mendekatkannya ke tepi kolam, melangkahlah mundur hingga posisi ikan dapat dengan mudah diserok
Melepas Kail
Melepas kail yang menancap pada mulut ikan memang tugas pembantu (kedi) anda. Namun terkadang ada saatnya dimana kita sendiri selaku pemancing yang harus melakukan hal tersebut. Berhati-hatilah saat melepaskan kail, kalau menancap pada tangan anda akan sulit untuk melepaskannya. Gunakan lap untuk memegang badan ikan yang licin, biarkan ikan menggelepar pada serokan, bila ikan terdiam pegang ikan dengan tangan kiri, tekan agak keras bagian perut dengan jempol kiri anda.
Ambil tang atau alat khusus pelepas kail (Disgorger) apabila tak ada pegang kail yang menancap dengan jari telunjuk dan jempol kanan lalu tarik kail mengikuti arah lengkungannya, bila agak sulit dorong kail terlebih sebelum mencoba membukanya lagi. Bila kail tertelan terlalu dalam dan anda tak membawa alat pelepas kail, carilah ranting pohon yang kira-kira masuk ke mulut ikan, ikutilah arah kenur pancing lalu dorong kailnya hingga terlepas dan keluarkan kail berbarengan dengan ujung ranting yang yang masuk ke mulut ikan.
Bila teman anda atau anda mengalami kecelakaan tertancap kail, tetaplah tenang jangan panik. Mintalah pertolongan medis yang benar di klinik pengobatan. Namun apabila pertolongan medis tidak ada, perhatikan sampai di mana kail menancap, apabila kail belum menembus maka anda dapat menariknya seperti biasa, namun bila kailnya tembus arah tarikan untuk mengeluarkan adalah ke arah pangkal kail.
Untuk itu lepaskan kenur yang mengikat kail, posisikan tubuh agar anda mudah menariknya, teorinya adalah kail itu tidak ditarik keluar melainkan diloloskan hingga pangkalnya mengikuti arah luka tembus. Bila ada tang potong, patahkan dahulu bagian pangkal tempat pengikat yang biasanya lebih besar dari batang. Kalau tak ada, apa boleh buat karena anda harus segera mencabutnya.
Alihkan perhatian teman yang tertancap kail, bisa dengan bantuan teman yang lain, saat perhatianya teralih dengan gerakan yang cepat loloskan kail dengan menarik bagian lengkung hingga kail tercabut. Anda harus yakin, jangan sampai gagal pada tarikan pertama ini, sebab jika gagal teman anda itu akan lebih keras menjeritnya. Gunakan alkohol atau betadine untuk membersihkan bagian luka.
(Berbagai Sumber)

Mancing Cumi Dengan Teknik Casting

Untuk mancing cumi dengan memakai teknik casting, maka hal yang perlu disiapkan sebelumnya adalah umpannya yakni Capela. Siapkan terlebih dahulu capela yang berukuran 2.0 – 3.5. Ukuran kecil adalah untuk cumi kecil dan size besar juga untuk cumi yang besar. Tetapi perbanyak ukuran pertengahannya yakni 2.5 sebab ini ukuran rata-rata yang bisa ngangkut cumi besar dan kecil.
Bila anda mancing cumi menggunakan capela yang kecil sekalipun, ada kemungkinan mendapatkan cumi yang besar. Tetapi hal ini kadang jarang terjadi, terutama disebabkan sering lepasnya cumi besar tersebut. Biasanya sih, hanya persoalan kurang sabar saja.
Mancing cumi memang dibutuhkan kesabaran yang tinggi. Sebab bila anda menariknya keras dan kasar, maka bisa lepas akibat tentakelnya sang cumi terputus. Jadi tariklah pelan tapi mantap.
Ada juga tambahan sedikit mengenai umpan capela ini, yaitu masalah berat dan warna. Akan lebih bagus bila capela yang mengandung GID atau fosfor. Sebab sangat baik bila mancing cumi dilakukan di malam hari. Tak lupa carilah yang tipe untuk laut dalam, alias berat.
Teknik Casting Untuk Mancing Cumi
Lempar jauh capela pada spot yang dituju. Tunggulah beberapa detik sampai perkiraan mencapai kedalaman dasar lalu tariklah pelan-pelan. Sesekali genjotlah perlahan dan jarang-jarang untuk mencari perhatian.
Anda bisa juga melakukannya dengan cara seperti main yoyo, apalagi bila berada di daerah karang. Bila dalam 30 menit tidak ada tarikan, maka carilah lokasi lainnya.
Syarat sukses untuk mancing cumi teknik casting ini adalah perlu perhatian pada kedalaman 4-10 meter di daerah karang, arusnya tidak terlalu kencang, berkarang, kondisi air jernih. Bila telah mendapatkan spot yang bagus, segera turunkan jangkar dan dapatkan puluhan strike.

Kapal Untuk Mancing Tonda

Kapal yang didesain untuk memancing ikan dengan tonda (trolling) biasanya berbentuk agak ramping. Dengan bentuk seperti ini gerakan kapal menjadi lebih lincah. Selain itu, kapal juga di lengkapi dengan mesin-mesin kecepatan tinggi, bahkan kadang-kadang ada yang menggunakan mesin ganda. Keberhasilan memancing dengan tonda memang sangat dipengaruhi oleh laju kapal yang di gunakan. Untuk keberhasilan menonda sebaiknya menggunakan kapal dengan kecepatan antara 10-12 knot.
Bagian belakang kapal (burutan) sebaiknya dibuat agak lebar agar pemancing lebih leluasa dan lebih mudah menaikan ikan ke atas kapal. Jika pemancing menggunakan lebih dari satu unit pancing, biasanya kapal di beri tambahan babarapa palang yang terbuat dari kayu atau fiberglas. Palang-palang ini dinamakan out rigger dan dipasang pada bagian kiri dan kanan lambung kapal yang menjorok keluar atau pada bagian belakang kapal. Pada ujung kapal diberi cincin penyalur sebagai tempat pemasukan tali pencing yang berasal dari joran. Dengan adanya palang ini, kita dapat menggunakan beberapa unit pancing tonda dalam satu kapal tanpa khawatir terjadinya tali kusut atau penyangkutan satu sama lain.
Dengan menggunakan pancing tonda, ikan yang tertangkap umumnya berukuran besar seperti ikan tuna, tenggiri, lemadang, layaran atau marlin. Karena besar dan kuatnya ikan yang tertangkap, ada kemungkinan pemancing terbawa oleh gerakan ikan dan bisa terjebur ke laut. Oleh karena itu, demi keselamatan pemancing, ada tipe kapal untuk pancing tonda yang dilengkapi dengan tempat duduk pengaman. Tempat duduk ini bisa dipasang secara permanen di atas kapal dan di lengkapi dengan sabuk pengaman.

Cara Memancing Yang Paling Umum Dipakai di Pinggir Perairan

Casting fishing adalah teknik memancing dengan melempar kail ke tengah perairan dengan kekuatan yang maksimal untuk mencapai jarak terjauh dari pinggir perairan. Dengan kekuatan lemparan yang dimiliki oleh pemancing, ditambah dengan panjangnya joran yang digunakan seorang pemancing dapat menjangkau lebih dari 200 m dari garis pantai/ perairan. Kekuatan teknik pancing casting fishing terletak pada ketrampilan seorang pemancing yang dengan pengalamannya menggunakan gaya lentur dari joran, ditambah dengan berat dari timbal dan mata kail yang mampu melemparkan mata kail jauh ke tengah perairan untuk menjangkau lokasi strategis ikan pancingan.
Teknik casting fishing berkembang pesat di daerah yang memiliki pantai sebagai lokasi pemancingan, dengan teknik yang benar, melempar umpan ke tengah laut dapat dilakukan sebagai cara untuk menangkap ikan yang berada di pinggir pantai. Untuk mendapatkan ikan karang yang cukup besar, seorang pemancing diharapkan mencari perairan yang cukup dalam, dimana tempat tersebut biasannya ikan karang seperti kerapu, ikan kakap atu ikan roti mau berenang. Mengingat ikan ini biasanya hanya bisa ditangkap di perairan yang cukup dalam, kekuatan si pemancing sendiri untuk melempar mata kailnya sejauh mungkin akan menjangkau ikan tersebut di perairan dalam.
Teknik casting fishing juga dapat dilakukan di perairan tawar, di sungai-sungai besar, dimana para pemancing ingin bisa meraih ikan dengan jarak yang cukup jauh, dan dibutuhkan teknik memancing ini agar bisa mendapatkan ikan di perairan dalam, ikan patin di sungai besar, ikan tawes atau bader merah di perairan deras di sungai-sungai di Indonesia menggunakan cara memancing casting sebagai cara terbaik menangkap ikan.
Sering kita melihat orang memancing baik di perairan tawar maupun laut memancing dengan menggunakan teknik casting fishing ini sambil masuk kedalam air. Dengan cara masuk kedalam air, jangkauan mata kail akan semakin luas dan kemungkinan mendapatkan tempat terbaik lokasi ikan akan semakin besar. Dalam teknik memancing casting fishing cara ini sebaiknya anda juga memperhatikan beberapa alat keselamatan dan kenyamanan untuk memancing sehingga anda lebih leluasa saat memancing.
Gunakan sepatu boat untuk menjaga kaki anda dari batu-batuan atau kerikil dan batu tajam yang berada didalam air, sebaiknya anda memakai Waders boat atau baju anti air yang tingginya sampai ke dada, sebagai alat untuk menjaga kaki anda dan badan anda yang berendam di dalam air dari serangga penyengat atau dari ikan berbahaya seperti piranha (di Indonesia hampir tidak ada) atau menjaga tubuh anda supaya tetap hangat saat memancing.
Bawalah peralatan pancing secukupnya bersama anda di saku, peralatan pancing yang dimaksud adalah mata kail, senar, tempat ikan, umpan dan aneka peralatan kecil lain yang dibutuhkan misalnya dalam keadaan mendesak, kail anda tersangkut dan ingin menggantinya dengan yang baru, anda tidak perlu repot lagi untuk kembali ke darat sekedar untuk membetulkan mata pancing, atau mengganti umpan.
Gunakan alat pancing yang sesuai dengan kebutuhan anda, teknik casting fishing amat umum dijalankan oleh pemancing kawakan dengan menggunakan joran yang lentur serta reel atau gulungan otomatis yang dapat menarik umpan anda secara cepat. Semakin lentur sebuah joran dan ditambah pemberat yang pas akan mendapatkan jarak lemparan yang jauh, saya sendiri menggunakan cara mancing casting fishing hanya untuk lokasi perairan yang luas saja, karena kalau di kolam, atau di sungai biasanya saya menggunakan joran tipe antena sebagai senjata menangkap ikan. Dengan ukuran 3,6 m sudah menjangkau jarak yang cukup jauh kok. Karena lokasi pemancingan sungai di Jawa tidak terlalu lebar, dan jika di danau ikan perairannya biasanya gampang di pancing di pinggir perairan. Selamat memancing.

Umpan Untuk Mancing Ikan Air Tawar


Umpan, merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kesuksesan dalam memancing. Dengan beragamnya jenis ikan air tawar, maka umpan yang digunakan pun juga harus beragam. Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan yang cukup bagi para pemancing untuk menentukan umpan yang tepat dalam sebuah target memancing.
Berikut adalah jenis ikan air tawar dan makanannya agar kita bisa menentukan umpan yang tepat untuk mancing ikan di air tawar/ fresh water:
  • Ikan Mas (Carp Fish): Ikan ini tergolong ikan jenis Omnivora, yakni ikan pemangsa segala, baik tumbuh-tumbuhan atau hewan. Di alam liar ikan ini memakan hewan-hewan kecil dan tumbuh-tumbuhan yang terdapat di sekitar habitatnya, seperti cacing dan lumut. Ikan jenis ini banyak dibudidayakan oleh masyarakat, sehingga jenis makanannya pun menjadi beragam. Makanan ikan mas hasil budidaya yang paling sering kita jumpai adalah pelet.
  • Ikan Nila: Sama seperti ikan mas, ikan nila juga tergolong jenis pemakan segala alias Omnivora. Hewan-hewan renik dan tumbuh-tumbuhan merupakan makanan favorit ikan ini di habitat alam liar. Ketika sudah menjadi ikan hasil budidaya biasanya ikan ini diberi makan pelet dan bekatul.
  • Ikan Tawes: Ikan asli Indonesia ini tergolong jenis ikan Herbivora, yaitu hewan pemakan tumbuh-tumbuhan. Makanan ikan ini berupa rumput-rumputan dan lumut yang menempel di sekitar habitatnya.
  • Ikan Lele (Catfish): Ikan Lele termasuk jenis hewan Karnivora, yaitu pemakan daging. Makanan ikan lele di alam liar berupa binatang renik seperti kutu air, jentik nyamuk, serangga, siput atau keong kecil, dan cacing. Apabila sudah dibudidayakan, ikan lele biasa diberi makan pelet dan limbah peternakan. Jenis ikan ini aktif mencari makan di malam hari.
  • Ikan Patin: Sifatnya mirip dengan ikan lele, yaitu termasuk ikan dasar dan aktif mencari makan di malam hari. Makanannya di alam liar berupa hewan-hewan kecil yang ada di sekitar habitatnya, antara lain ikan kecil, cacing, serangga, udang, dan siput. Terkadang ikan ini juga memakan biji-bijian. Pelet menjadi makanan ikan ini ketika sudah dibudidayakan.
  • Ikan Gurami: Ikan ini masuk didalam golongan ikan pemakan segala, namun setelah ikan ini dewasa cenderung memakan tumbuh-tumbuhan seperti azolla, kangkung, genjer, dan beberapa tumbuhan air lainya. Selain itu ikan ini sering juga diberi makan daun talas, daun pepaya, dan daun ubi kayu. Dapat juga diberi makan pelet.
  • Ikan Bawal: Merupakan ikan idola para pemancing di kolam karena dikenal gesit, sehingga sangat menantang para pemancing untuk menaklukkan ikan ini. Ikan ini termasuk dalam golongan hewan Karnivora. Di perairan bebas, ikan ini memangsa ikan-ikan kecil, udang, atau serangga air. Apabila sudah dibudidaya ikan ini menyukai pelet.
Dengan sedikit ulasan diatas, semoga dapat membantu para pemancing untuk menentukan umpan yang akan persiapkan ketika hendak mancing di perairan air tawar.
(Petunjuk Praktis Memancing Ikan Air Tawar)

Ukuran Mata Kail

Ada beberapa kekeliruan para pemancing ikan mas dalam memilih mata kail, adapun target dan sasaran ikan buruan nya berbeda -beda, ikan yang biasa dilepas  dikolam harian biasanya sekitar sekilo tiga ekor. Namun banyak yang menggunakan kail ukuran besar atau kurang sepadan, kekurangan kail ukuran besar untuk ikan yang sekilo tiga ekor yaitu:
_Banyak terbuang umpan dan bila dimakan ikan agak lama
_di makan ikan agak susah kena nya karena mulut ikan dengan umpan sama besarnya
_ apabila kena hanya tipis dan keseringan ikan terlepas/ mocel
Ada baiknya jika mancing kolam harian kail yang digunakan berukuran sedang 6/0 atau 7/0 jika ada ikan supernya bolehlah kita menggunakan kail 8/0..
jika anda ingin menggunakan kail yang sedang dalam perlombaan ikan mas gunakan kail bernomor 8/0 karena biasanya ikan yang dilepas sewaktu lomba lebih besar dibanding kolam harian dan juga kail bernomor 8/0 bisa untuk ikan besar siapa tau supernya makan umpan kita.
untuk para pemancing biasakan menggunakan kail lebih dari dua, agar kita bisa lebih mudah mengontrol umpan dan mengganti umpan di mata kail yang ada dipancing.
Jangan tergesa-gesa untuk membuka ikan karena bisa jadi tangan kita terkena kail dan sedikit bagi-bagi pengalaman.
biasakan bawa gunting kuku diperalatan pancing kita.
Bila tangan kita tertancap mata kail yang pertama kita perhatikan adalah mata kail yang terkena tangan kita cepat-cepat kita putuskan/ gunting.   ikat kuat dengan tali tangan yang terkena mata kail dan ingat jangan panik. lalu minta tolong yang punya pemancingan untuk menarik kail keluar dengan tang atau siapa saja. Tenang saja kail yang terkena tangan tidak beracun pakailah batu es untuk luka cepat berhenti,tutupilah dengan handiplast agar tidak terkena debu. semoga bermanfaat salam gentak

Ini lah Pedoman Dan Teknis Budidaya Ikan (Ikan Patin)


Ini lah Pedoman Dan Teknis Budidaya Ikan (Ikan Patin)-Budidaya ikan patin meliputi beberapa kegiatan, secara garis besar dibagi menjadi 2 kegiatan yaitu pembenihan dan pembesaran. Kedua jenis kegiatan ini umumnya belum populer dilakukan oleh masyarakat, karena umumnya masih mengandalkan kegiatan penangkapan di alam (sungai, situ, waduk, dan lain-lain) untuk memenuhi kebutuhan akan ikan patin. Kegiatan pembenihan merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu. Produk akhirnya berupa benih berukuran tertentu, yang umumnya adalah benih selepas masa pendederan. Benih ikan patin dapat diperoleh dari hasil tangkapan di perairan umum. Biasanya menjelang musim kemarau pada pagi hari dengan menggunakan alat tangkap jala atau jaring. Benih dapat juga dibeli dari Balai Pemeliharaan Air Tawar di Jawa Barat. Benih dikumpulkan dalam suatu wadah, dan dirawat dengan hati-hati selama 2 minggu. Jika air dalam penampungan sudah kotor, harus segera diganti dengan air bersih, dan usahakan terhindar dari sengatan matahari. Sebelum benih ditebar, dipelihara dulu dalam jaring selama 1 bulan, selanjutnya dipindahkan ke dalam hampang yang sudah disiapkan. Secara garis besar usaha pembenihan ikan patin meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Pemilihan calon induk siap pijah.
b) Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,yaitu ikan
mas.
c) Kawin suntik (induce breeding).
d) Pengurutan (striping).
e) Penetasan telur.
f) Perawatan larva.
g) Pendederan.
h) Pemanenan.
Pada usaha budidaya yang semakin berkembang, tempat pembenihan dan pembesaran sering kali dipisahkan dengan jarak yang agak jauh. Pemindahan benih dari tempat pembenihan ke tempat pembesaran memerlukan penanganan khusus agar benih selamat. Keberhasilan transportasi benih ikan biasanya sangat erat kaitannya dengan kondisi fisik maupun kimia air, terutama menyangkut oksigen terlarut, NH3, CO2 , pH, dan suhu air.


Penyiapan Sarana dan Peralatan
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.


1) Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.

2) Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk
dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.

3) Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2
 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.


Pembibitan
1) Menyiapkan Bibit
Bibit yang hendak dipijahkan bisa berasal dari hasil pemeliharaan dikolamsejak kecil atau hasil tangkapan dialam ketika musim pemijahan tiba. Induk yang ideal adalah dari kawanan patin dewasa hasil pembesaran dikolam sehingga dapat dipilihkan induk yang benar-benar berkualitas baik.


2) Perlakuan dan Perawatan Bibit
Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus di dalam sangkar terapung. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan khusus yang banyak mengandung protein. Upaya untuk memperoleh induk matang telur yang pernah dilakukan oleh Sub Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Palembang adalah dengan memberikan makanan berbentuk gumpalan (pasta) dari bahan-bahan pembuat makanan ayam dengan komposisi tepung ikan 35%, dedak halus 30%, menir beras 25%, tepung kedelai 10%, serta vitamin dan mineral 0,5%. Makanan diberikan lima hari dalam seminggu sebanyak 5% setiap hari dengan pembagian pagi hari 2,5% dan sore hari 2,5%. Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad.
Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah sebagai berikut :
a. Induk betina
- Umur tiga tahun.
- Ukuran 1,5–2 kg.
- Perut membesar ke arah anus.
- Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
- Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
- Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
- kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang
bentuknya bundar dan besarnya seragam.
b. Induk jantan
- Umur dua tahun.
- Ukuran 1,5–2 kg.
- Kulit perut lembek dan tipis.
- Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.
- Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm. Setiap akuarium diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana. Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk.
Pembesaran ikan patin dapat dilakukan di kolam, di jala apung, melalui sistem pen dan dalam karamba.
a) Pembesaran ikan patin di kolam dapat dilakukan melalui sistem monokultur maupun polikultur.
b) Pada pembesaran ikan patin di jala apung, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: lokasi pemeliharaan, bagaimana cara menggunakan jala apung, bagaimana kondisi perairan dan kualitas airnya serta proses pembesarannya.
c) Pada pembesaran ikan patin sistem pen, perlu diperhatikan: pemilihan lokasi, kualitas air, bagaimana penerapan sistem tersebut, penebaran benih, dan pemberian pakan serta pengontrolan dan pemanenannya.
d) Pada pembesaran ikan patin di karamba, perlu diperhatikan masalah: pemilihan lokasi, penebaran benih, pemberian pakan tambahan, pengontrolan dan pemanenan. Hampang dapat terbuat dari jaring, karet, bambu atau ram kawat yang dilengkapi dengan tiang atau tunggak yang ditancapkan ke dasar perairan. Lokasi yang cocok untuk pemasangan hampang : kedalaman air ± 0,5-3 m dengan fluktuasi kedalaman tidak lebih dari 50 cm, arus tidak terlalu deras, tetapi cukup untuk sirkulasi air dalam hampang. Perairan tidak tercemar dan dasarnya sedikit berlumpur. Terhindar dari gelombang dan angin yang kencang serta terhindar dari hama, penyakit dan predator (pemangsa). Pada perairan yang dasarnya berbatu, harus digunakan pemberat untuk membantu mengencangkan jaring. Jarak antara tiang bambu/kayu sekitar 0,5-1m.


Pemeliharaan Pembesaran
1) Pemupukan
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyakbanyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m2

2) Pemberian Pakan
Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan dalam hampang. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (smpel).


3) Pemeliharaan Kolam dan Tambak
Selama pemeliharaan, ikan dapat diberi makanan tambahan berupa pellet setiap hari dan dapat pula diberikan ikan-ikan kecil/sisa (ikan rucah) ataupun sisa dapur yang diberikan 3-4 hari sekali untuk perangsang nafsu makannya.

Source:pusri






Cara Penangkapan ikan

Penangkapan ikan


Cara Penangkapan ikan-Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.

Pembersihan Kolam ikan


Ikan patin yang dipelihara dalam hampang dapat dipanen setelah 6 bulan. Untuk melihat hasil yang diperoleh, dari benih yang ditebarkan pada waktu awal dengan berat 8-12 gram/ekor, setelah 6 bulan dapat mencapai  600-700 gram/ekor. Pemungutan hasil dapat dilakukan dengan menggunakan jala sebanyak 2-3 buah dan tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 2-3 orang. Ikan yang ditangkap dimasukkan kedalam wadah yang telah disiapkan.

Source:pusri

Keterangan Hama & Penyakit Ikan Patin



Hama

Keterangan Hama & Penyakit Ikan Patin -Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Hama serupa juga terdapat pada usaha pembesaran patin sistem hampang (pen) dan karamba
Karamba yang ditanam di dasar perairan relatif aman dari serangan hama. Pada pembesaran ikan patin di jala apung (sistem sangkar ada hama berupa ikan buntal (Tetraodon sp.) yang merusak jala dan memangsa ikan. Hama lain berupa ikan liar pemangsa adalah udang, dan seluang (Rasbora). Ikan-ikan
kecil yang masuk kedalam wadah budidaya akan menjadi pesaing ikan patin dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen.
Untuk menghindari serangan hama pada pembesaran di jala apung (rakit) sebaiknya ditempatkan jauh dari pantai. Biasanya pinggiran waduk atau danau merupakan markas tempat bersarangnya hama, karena itu sebaiknya semak belukar yang tumbuh di pinggir dan disekitar lokasi dibersihkan secara rutin.
Cara untuk menghindari dari serangan burung bangau (Lepto-tilus javanicus),pecuk (Phalacrocorax carbo sinensis), blekok (Ramphalcyon capensis capensis) adalah dengan menutupi bagian atas wadah budi daya dengan lembararan jaring dan memasang kantong jaring tambahan di luar kantong jaring budi daya. Mata jaring dari kantong jaring bagian luar ini dibuat lebih besar. Cara ini berfungsi ganda, selain burung tidak dapat masuk, ikan patin juga tidak akan berlompatan keluar.

Penyakit
Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit noninfeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.

1)> Penyakit akibat infeksi
Organisme patogen yang menyebabkan infeksi biasanya berupa parasit, jamur, bakteri, dan virus. Produksi benih ikan patin secara masal masih menemui beberapa kendala antara lain karena sering mendapat serangan
parasit Ichthyoptirus multifilis (white spot) sehingga banyak benih patin yang mati, terutama benih yang berumur 1-2 bulan. Dalam usaha pembesaran patin belum ada laporan yang mengungkapkan secara lengkap serangan penyakit pada ikan patin, untuk pencegahan, beberapa penyakit akibat infeksi berikut ini sebaiknya diperhatikan.

a. Penyakit parasit
Penyakit white spot (bintik putih) disebabkan oleh parasit dari bangsa protozoa dari jenis Ichthyoptirus multifilis Foquet. Pengendalian: menggunakan metil biru atau methilene blue konsentrasi 1% (satu gram
metil biru dalam 100 cc air). Ikan yang sakit dimasukkan ke dalam bak air yang bersih, kemudian kedalamnya masukkan larutan tadi. Ikan dibiarkan dalam larutan selama 24 jam. Lakukan pengobatan berulang-ulang selama tiga kali dengan selang waktu sehari.

b. Penyakit jamur
Penyakit jamur biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan. Penyakit ini biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan. Penyebab penyakit jamur adalah Saprolegnia sp. dan Achlya sp. Pada kondisi air yang jelek, kemungkinan patin terserang jamur lebih besar. Pencegahan penyakit jamur dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas air agar kondisinya selalu ideal bagi kehidupan ikan patin. Ikan
yang terlanjur sakit harus segera diobati. Obat yang biasanya di pakai adalah malachyt green oxalate sejumlah 2 –3 g/m air (1 liter) selama 30 menit. Caranya rendam ikan yang sakit dengan larutan tadi, dan di ulang sampai tiga hari berturut- turut.

c. Penyakit bakteri
Penyakit bakteri juga menjadi ancaman bagi ikan patin. Bakteri yang sering menyerang adalah Aeromonas sp. dan Pseudo-monas sp. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama di bagian dada, perut, dan pangkal sirip.  Penyakit bakteri yang mungkin menyerang ikan patin adalah penyakit bakteri yang juga biasa menyerang ikan-ikan air tawar jenis lainnya, yaitu Aeromonas sp. dan Pseudomonas
sp. Ikan patin yang terkena penyakit akibat bakteri, ternyata mudah menular, sehingga ikan yang terserang dan keadaannya cukup parah harus segera dimusnahkan. Sementara yang terinfeks, tetapi  belum parah dapat dicoba dengan beberapa cara pengobatan. Antara lain:

(1) Dengan merendam ikan dalam larutan kalium permanganat (PK) 10-20 ppm selama 30–60 menit, 
(2) Merendam ikan dalam larutan nitrofuran 5- 10 ppm selama 12–24 jam, atau 
(3) merendam ikan dalam larutan oksitetrasiklin 5 ppm selama 24 jam.

2) Penyakit non-infeksi
Penyakit non-infeksi banyak diketemukan adalah keracunan dan kurang gizi. Keracunan disebabkan oleh banyak faktor seperti pada pemberian pakan yang berjamur dan berkuman atau karena pencemaran lingkungan perairan. 
Gajala keracunan dapat diidentifikasi dari tingkah laku ikan.
-> Ikan akan lemah, berenang megap-megap dipermukaan air. Pada kasus yang berbahaya, ikan berenang terbalik dan mati. Pada kasus kurang gizi,ikan tampak kurus dan kepala terlihat lebih besar, tidak seimbang dengan ukuran tubuh, kurang lincah dan berkembang tidak normal.
-> Kendala yang sering dihadapi adalah serangan parasit Ichthyoptirus multifilis (white spot) mengakibatkan banyak benih mati, terutama benih yang berumur 1-2 bulan.
-> Penyakit ini dapat membunuh ikan dalam waktu singkat.
-> Organisme ini menempel pada tubuh ikan secara bergerombol sampai ratusan jumlahnya sehingga akan terlihat seperti bintik-bintik putih.
-> Tempat yang disukai adalah di bawah selaput lendir sekaligus merusak selaput lendir tersebut.

Source:pusri

Jumlah Pemberian Pakan Pada Ikan Nila

Jumlah Pemberian Pakan  Pada Ikan Nila-Berilah pakan sebanyak 3-4% dari berat keseluruhan ikan yang ada dalam kolam ikan anda. Cara menghitung berat ikan dalam kolam ikan adalah dengan mengambil sampel sebanyak 1 kg ikan. Caranya adalah siapkan timbangan duduk 5 kg atau lebih. Kemudian timbang air dan ember terlebihdahulu. Misalnya air dan ember adalah 1 kg. Ambillah ikan taruhlah dalam ember yang berisi air. Masukan beberapa ekor ikan sampai mencapai 1 kg. misalnya anda memasukan 10 ekor ikan dan berat mencapai 1 kg. berarti berat ikan anda saat ini adalah rata-rata 100 gram perekor. Jika pemberian pakan 3-4%perhari perhari berarti pemberian pakan rata-rata 1 gram perekor untuk satu kali makan atau 3 gram perhari untuk 3 kali pemberian pakan. Dan jika dalam kolam ada sebanyak 1000 ekor maka sekali pemberian pakan pakan adalah 1000 ekor x 100 gr = berat total ikan dalam kolam adalah 100 kg. Jika pemberian pakan 3-4% perhari maka sekali pemberian pakan 1 kg, atau 3 kali perhari 3 kg. pakan ikan.

Anda mungkin ingin mengetahui berapakah pertumbuhan ikan dalam kolam ikan anda dengan pemberian pakan secara intensif? Tergantung jenis ikannila apa yang anda ternak. Jika ikan yang anda ternak berasal dari bibit nila yang cepat bertumbuh maka diperkirakan rata-rata kenaikan berat ikan setiap hari lebih dari 2.5 gram. Namun jika bukan dari nila pilihan kemungkinan pertumbuhannya hanya 1.5 gram perhari dengan pakan yang sama.

Sekarang anda sudah dapat membayangkan berapakah pendapatan anda setiap hari melalui pertumbuhan ikan dikurangi biaya pakan ikan. Dengan menghitung berapa selisih biaya pakan keluar dengan selisih berat pertumbuhan, Anda sudah dapat memperkirakan usaha anda nantinya gagal atau berhasil. Sekarang mari kita hitung dengan perumpamaan jumlah ikan yang ada diatas.

Harga daging ikan nila /kg =Rp. 15.000

Harga pakan ikan /kg =Rp. 5000

1000 ekor dengan berat rata-rata 100 gram= total berat 100 kg.

3% pakan dari 100 kg total berat = 3 kg pakan setiap hari

Pertambahan berat /ekor setiap hari 2.5 gram

100 gram ditambah 2.5 gram = 102.5 gram

102.5 gr x 1000 ekor = 102.500 gram

102.500 / 1000 = 102.5 kg

Jadi pertumbuhan ikan nila anda /1000 ekor bertambah 2.5 kg. Dari 100 kg menjadi 102.5 kg. Jika di hitung harga daging maka 2.5 x 15.000 = 30.000

Pakan yang anda keluarkan 3% dari 100 kg = 3 kg x 5000 = 15.000

Pendapatan = Harga Pertumbuhan - Harga Pakan

30.000 - 15.000 = 15.000 itulah pendapatan kotor setiap hari dari beternak ikan nila.

Jika jumlah ikan yang anda ternak 10 kali lebih banyak (10.000 ekor) dari jumlah diatas berarti setiap hari anda mendapatkan 150.000 Rupiah perhari. Dan jika anda beternak 100 kali lebih banyak (100.000 ekor) dari jumlah di atas berarti anda mendapatkan 1.500.000 perhari. Dan seterusnya. Jika anda ingin mendapatkan banyak tanamlah lebih banyak... JJ berhitung memang mudah dan rasanya enak lebih enak dari pada ikan nila. Namun jika tidak berandai kita tidak pernah mencoba. Meski tak semudah menghitung beternak nila tetap menjadi suatu tantangan tersendiri bagi mereka yang mencintai ikan.

Jadi pemberian pakan perhari adalah 3-4% dari berat total ikan dalam kolam, bukan dari jumlah ikan ya.... berbeda.

Pertumbuhan ikan setiap hari diperkirakan antara 1-2.5 gram perhari.

Source:ikannila

Mengetahui Tata Cara Pemberian Pakan Lele yg Baik benar



Mengetahui Tata Cara Pemberian Pakan Lele yg Baik benar-Mengetahui tata cara pemberian pakan lele merupakan hal yang penting dan berpengaruh sangat besar dalam kesuksesan produksi budidaya ternak lele. Sebaliknya, kesalahan dalam tata cara pemberian pakan lele dapat berakibat buruk, dari benih atau bibit lele yang mudah terserang penyakit sampai kondisi yang paling fatal yaitu kematian pada ikan lele yang dibudidayakan. Banyaknya keluhan dari para pengusaha ternak atau budidaya lele tentang penyakit yang menjangkit lele peliharaan mereka sebagian besar diakibatkan dari kurang atau mungkin sama sekali belum mengetahui tentang tata cara pemberian pakan lele yang baik dan benar, adapun tata cara pemberian pakan lele dapat dibagi menjadi :

1. Waktu Pemberian Pakan

2. Persiapan Pemberian Pakan

3. Cara Memberikan Pakan

Tata cara pemberian pakan lele pada segmen pembenihan dan pembesaran tidak terlalu banyak perbedaan, perbedaan paling mendasar hanya pada pakan alami dan pakan tambahan. Pada segmen pembenihan ada pemberian pakan alami berupa cacing sutera pada saat larva berumur lima hari, sementara pada segmen pembesaran jarang sekali ada pembudidaya yang meberikan cacing sutera, sementara pada segmen pembesaran, pemberian pakan tambahan berupa ayam tiren, ikan runcah dan lainnya. Kita akan coba menjelaskan satu persatu dari ketiga bagian tata cara pemberian pakan lele.

1. Waktu Pemberian Pakan

Dalam tata cara pemberian pakan lele, mengetahui waktu pemberian pakan merupakan hal yang sangat penting, selain harus mengatur waktu pemberian pakan lele sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, baik yang menggunakan tiga kali sehari atau lima sampai dengan enam kali sehari (Setiap 3 jam). Yang sangat penting dan harus diperhatikan adalah pemberian pakan lele tidak boleh dimulai terlalu pagi, atau lebih jelasnya, jangan memberikan pakan pada lele sebelum jam sembilan pagi. Kenapa demikian? Berdasarkan penelitian pada waktu pagi sebelum jam sembilan, permukaan air kolam masih tercemar oleh zat-zat yang merugikan yang dibawa oleh udara, jadi jika kita memberikan pakan pada saat yang terlalu pagi, maka pakan akan bercampur dengan zat-zat tersebut sehingga menjadi racun dan berbahaya bagi kesehatan ikan. Dengan menunggu hingga jam sembilan, diharapkan sudah cukup waktu untuk zat-zat tersebut menguap karena disinari oleh matahari. Adapun penyakit yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan memberikan pakan yang terlalu pagi adalah radang insang, diakibatkan oleh parasit karena ikan memakan pakan yang telah tercemar oleh zat-zat yang merugikan.

2. Persiapan Pemberian Pakan

Walaupun terlihat sepele, persiapan pemberian pakan juga merupakan faktor yang tidak bisa dilupakan dalam tata cara pemberian pakan lele. Persiapan pemberian pakan untuk pakan yang berbentuk pelet, sebaiknya para pengusaha ternak lele harus membiasakan membibis pakan pelet yang akan diberikan (kecuali pelet tenggelam), Bibis adalah proses membasahi pelet dengan air (dianjurkan dengan air hangat), gunanya agar pelet mengembang, sehingga ikan lele yang mempunyai sifat rakus tidak akan memakan pelet terlalu banyak atau berlebihan, jika kita memberikan pelet dalam kondisi kering, lele akan terus saja menyantap pelet dengan rakus, terlalu banyaknya lele menyantap pelet kering yang belum mengembang akan berakibat fatal, karena pelet-pelet tersebut akan mengembang dalam perut lele, kondisi ini akan berakibat buruk pada kesehatan lele bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Adapun tata cara pemberian pakan lele untuk pakan tambahan persiapannya adalah dengan cara mengolah atau membersihkan pakan tersebut dengan baik, misalnya jika kita membeli cacing sutera dari toko ikan atau pengepul, sebaiknya cacing-cacing tersebut dicuci atau dibilas sebelum disebar ke kolam. Atau jika kita menggunakan ayam tiren pada segmen pembesaran, sebaiknya ayam tersebut direbus, jangan dibakar, karena jika dengan proses membakar, biasanya yang matang/hangus hanya bagian kulitnya saja, sementara bagian dalamnya belum matang, sehingga masih terdapat zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan ikan, sementara jika prosesnya dilakukan dengan cara merebus, biasanya ayam tiren akan matang secara keseluruhan dan aman dikonsumsi oleh lele.

3. Cara Memberikan Pakan

Cara memberikan pakan yang baik juga wajib diketahui oleh para pelaku usaha ternak lele agar tata cara pemberian pakan lele menjadi lengkap dan tepat guna.

a. Cara memberikan pakan yang berbentuk pelet apung harus dilakukan dengan cara menyebar pelet menjadi tiga bagian, untuk mudahnya kita umpamakan tiga bagian kolam adalah ujung kanan, tengah dan ujung kiri, langkah pertama adalah sebar pelet secukupnya pada sisi ujung kanan kolam, setelah pelet habis, sebar lagi secukupnya pada sisi tengah kolam, setelah habis sebar lagi pada sisi ujung kiri kolam, lakukan proses tersebut sampai ikan lele kenyang, cirinya adalah terlihatnya beberapa butir pelet yang tersisa pada saat ditebar dipermukaan kolam. Metode pemberian pakan seperti ini dilakukan agar ikan lebih aktif bergerak, sehingga membantu pertumbuhan ikan, selain itu, dengan cara ini para pelaku usaha ternak lele juga dapat mengontrol tingkat responsif ikan lele.

b. Untuk pelet tenggelam cara memberikannya berbeda, pelet tenggelam tidak disebar, melainkan hanya ditebarkan pada satu titik, sesuai namanya sifat pelet tenggelam akan tenggelam pada saat ditebar, jadi tebarkanlah sedikit-sedikit, karena lele termasuk ikan yang suka mengejar pakan yang bergerak, jadi dikhawatirkan pelet yang terlanjur tenggelam tidak akan dimakan, jika pada titik pemberian pakan pelet tenggelam respon ikan sudah nampak menurun, sebaiknya pemberian pakan dihentikan, ulangi dan lakukan lagi prosesnya pada setiap pemberian pakan pelet tenggelam.

c. Pada segmen pembenihan, pakan alami seperti cacing sutera diberikan dengan cara disebar di sudut, di sisi dan di bagian tengah kolam, cacing sutera yang telah dibersihkan/dibilas lalu diambil seujung tangan kemudian diletakkan pada titik yang berbeda, tehnik ini sangat efektif karena larva lele yang berjumlah ribuan yang tersebar di seluruh bagian kolam akan rata mendapatkan makanan. Sementara pada segmen pembesaran, pemberian pakan tambahan seperti ayam tiren sebaiknya digantung, hal ini dilakukan agar meminimalisasikan sisa tulang yang berserakan pada dasar kolam, dengan cara seperti ini, tulang yang tersisa di tali gantungan dapat segera dibuang, sisa tulang yang berserakan bisa sangat berbahaya bagi pelaku ternak lele pada saat panen atau menguras kolam, karena bisa saja terinjak dan melukai kaki atau dapat merobek terpal bagi pengguna kolam terpal.

Semoga saja ulasan ini bermanfaat, diharapkan dengan diterapkannya cara pemberian pakan lele yang baik dan benar, para pelaku usaha ternak lele dapat mencegah resiko lele terserang penyakit atau kerugian lainnya, sehingga angka kematian lebih dapat diminimalisir dan dapat mencapai target produksi yang diinginkan, karena pada prinsipnya, mencegah itu sangat jauh lebih berguna dari pada mengobati, sukses untuk seluruh pengusaha ternak lele Indonesia, salam…

Keterangan Ikan Lele

Keterangan Ikan Lele-Ikan lele adalah Jenis ikan yang memiliki banyak nama dan julukan yang berbeda di beberapa negara, bahkan di indonesia, ikan lele memiliki nama yang berbeda pada beberapa daerah, hal ini disebabkan karena ikan lele termasuk jenis ikan yang memiliki banyak species, namun demikian, secara ilmiah ikan lele lebih dikenal dengan nama clarias, berasal dari kata chlaros bahasa yunani yang berarti kuat atau lincah, seperti pada kenyataannya di alam bebas, ikan lele memang terkenal lincah dan mampu bertahan hidup meskipun dalam kondisi air dan kadar oksigen yang minimum, karena ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan berupa labirin.

Ikan jenis clarias termasuk ikan lele memiliki ciri tubuh yang memanjang atau lonjong, kulit tubuhnya tidak bersisik dan licin karena dilindungi oleh sejenis cairan pelindung, sirip punggungnya memanjang pada bagian punggung dan terkadang menyatu dengan ekor, sementara dibagian bawah perut juga terdapat sirip anus yang memanjang hingga ke ekor, tidak seperti tubuhnya yang lonjong, bagian kepala lele cenderung lebih gepeng dan dilindungi oleh tulang yang sangat keras, matanya terlihat hitam dan kecil disisi kiri dan kanan kepala, berada di belakang kumis atau yang sering disebut sebagai sungut peraba yang berjumlah delapan, empat disisi kiri dan empat lainnya disisi kanan, pada bagian dada, ikan lele memiliki dua buah patil, yaitu sirip yang terdiiri dari tulang yang keras dan lancip.

Ikan lele biasa hidup di perairan air tawar, seperti sungai, rawa dan telaga, bahkan ikan lele juga mampu bertahan hidup di selokan got daerah perkotaan yang sudah tercemar. Ikan lele termasuk jenis ikan yang lebih aktif di malam hari, pada habitat aslinya di alam, ikan lele akan memijah pada saat musim penghujan.

Masyarakat Indonesia dahulu hanya mengenal jenis lele lokal, kemudian sekitar tahun 1985 jenis lele dumbo masuk ke Indonesia, kualitas lele dumbo yang pada saat itu lebih unggul dibanding dengan lele lokal langsung mendapatkan tempat di hati para pembudidaya dan ternak lele di nusantara. Seiring berjalannya waktu dan dikarenakan kelalaian banyak pihak, kualitas lele dumbo mengalami penurunan, daya tahan dan pertumbuhan lele dumbo yang dibanggakan berangsur-angsur sirna, banyak para pengusaha budidaya lele kecewa, hal ini mengakibatkan lesunya dunia perlelean di tanah air.

Sekitar tahun 2004 munculah strain baru lele dumbo keluaran BBPBAT Sukabumi yang diberi nama lele sangkuriang, indukan lele dan bibit lele sangkuriang telah membawa pencerahan kepada banyak pelaku usaha ternak lele hingga saat ini, pasalnya baik indukan maupun benih lele sangkuriang memiliki banyak keunggulan setelah melalui proses perbaikan genetik, disamping daya tahan tubuh lebih kuat terhadap penyakit, benih atau bibit lele sangkuriang juga dapat tumbuh lebih cepat, selain itu jumlah telur indukan lele sangkuriang juga lebih banyak, semoga saja kualitas lele sangkuriang tetap bisa dipertahankan atau mudah-mudahan malah bisa semakin ditingkatkan, sehingga tidak bernasib seperti lele dumbo pendahulunya.

Source:ternaklele

Nie,Cara-cara Budidaya Ikan Lele yang Benar Gan

Nie,Cara-cara Budidaya Ikan Lele yang Benar gan-Budidaya lele di Indonesia harus dikembangkan dan dilestarikan. Banyak cara yang bisa kita lakukan dalam berbudidaya ikan lele. Salah satunya kita harus mengenal bagaimana budidaya lele yang benar dan tepat agar kualitas dan kuantitas panen kita dalam berbudidaya lele maksimal.
Ikan lele merupakan jenis ikan yang banyak digemari masyarakat karena kelezatannya. Di Indonesia budidaya ikan lele sudah merajalela di pedesaan.akan mengulas budidaya ikan lele yang benar sebagai berikut.

Pembenihan lele
Budidaya lele untuk menghasilkan benih samapai berukuran tertentu dengan cara perkawinan induk jantan dengan induk betina pada kolam khusus pemijahan. Ada 3 pembenihan dalam berbudidaya ikan lele antara lain sebagai berikut.
- Sistem massal.
Dilakukan dengan menempatkan lele jantan denga lele betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangan untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, cara sistem ini tergantung pada ke-aktifan nduk jantan dalam memilih pasangan.
- Sitem pasangan.
Dilakuakan dengan menempatkan satu induk jantan dan satu betina pada kolam khusus.
- Sistem suntik.
Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan kontrak kelenjar Hyphofise.

Pembuatan kolam
Ada dua tipe dalam berbudidaya lele, dengan cara bak dan galian(kubangan). Secara ilmu berbudidaya ada beberapa yang harus dilakukan:
- kolam tandow, mendapatkan masukan air langsungdari sumbernya. Cra ini berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuh plankton.
- kolam pemeliharaan induk, induk jantan dean betina selama masa pmatangan telur dipelihara pada kolam tersendiri.
- Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.

Pemilihan induk untuk lele jantan
- tulang kepala berbentuk pipih
- warna lebih gelap
- gerakannya lebih lincah
- perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
- alat kelaminnya berbentuk runcing.

Pemilihan induk untuk lele betina
- tulang kepala berbentuk cembung
- warna badan lebih cerah
- gerakan lamban
- perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.

Persiapan lahan
Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi:
- Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
- Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
- Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
- Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
- Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
- Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama.

Pemijahan
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.

Pemindahan
Cara pemindahan :
- kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
- siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang.
- samakan suhu pada kedua kolam
- pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
- pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.

Pendederan
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.

Pakan
Pakan anakan lele berupa:
- pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air, dan cacing sutra(3-4 hari)
- pakan buatan untuk umur diatas 3-4 hari.
- Untu menanam nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC NASA dengan dosis 1-2cc/kg pakan(dicampur air secukupnya)

Source:blogiztic

Cara Perawatan Ikan Mas Koki Yang Baik & Benar

Cara Perawatan Ikan Mas Koki Yang Baik & Benar-KaRna bentuknya yG 'ndut dan cara berenangnya yg luthu ,,aQ suka banget sama jenis ikan yang satu ini.... Dan di rumah aQ punya banyak ikan mas koki.... ada yang jenis ikan mas koki biasa, tosca, oranda, mata balon, dan mutiara.... Yang paling aQ suka yaitu jenis koki mas mutiara ini...karena tubuhnya kecil, dan perutnya besar,,mungkin karena bentuk tubuhnya yg seperti itu disebut mutiara... ^_^
oY, sebelum aQ beri tips cara merawat ikan mas koki ini, aQ pengen critain dikit sejarah dari ikan mas koki ini...
Ikan mas koki ini berasal dari Cina, dan berdasarkan penelitian ahli,,kromosom dari spesies ikan yang ditemukan di Cina yang massih berkerabat dengan ikan mas koki bernama Carper crucian...
- - - CaRa MeraWaT IkaN mAs kOki - - - 

Cara Perawatan Ikan Mas Koki Yang Baik & Benar-
  1. Pertama kali akan memelihara ikan mas koki, sebaiknya air yang telah dimasukkan dalam aquarium diendapkan terlebih dahulu.
  2. Ketika akan memasukkan ikan mas koki ke dalam aquarium, jika ikan mas koki tersebut berada dalam kantong plastik sebaiknya taruh kantong plastik yang berisi ikan mas koki tadi ke dalam permukaan air aquarium, untuk menyesuaikan suhu dalam aquarium dan suhu ikan koki,,agar ikan koki tidak stress dan mati.
  3. Jika akan memelihara dalam aquarium yang besar, maka diperlukan aerotop peniup udara di aquarium, filter, dan selang penyedot kotoran.. Ketiga alat ini penting untuk mencegah kotoran dan sirkulasi udara air dalam aquarium.
  4. Lokasi aquarium dipastikan harus tidak terkena sinar matahari langsung agar lumut dan alga tidak cepat berkemang biak.
  5. Beri pakan secukupnya..JANGAN TERLALU SERING beri makan ikan mas koki karena ikan mas koki ini merupakan ikan yang rakus, slalu memakan makanan yang ada,, dan jika kekenyangan maka ikan koki akan cepat mati.. Dan menurut penelitian ahli, tubuh yang ramping bagi ikan mas koki akan memperpanjang umurnya. Pakan ikan ini yang alami dan bagus untuk ikan mas koki adalah cacing sutera karena mengandung protein yang tinggi.. Tetapi untuk lebih praktisnya, pakan ikan mas koki adalah bentuk pellet yang banyak dijual di toko-toko.
  6. Jangan memberi pakan pada malam hari atau menjelang malam..Karena ikan mas koki merupakan ikan yang cepat proses pencernaannya,,setelah dia makan maka akan dikeluarkan dalam bentuk feses (mengandung amoniak).. Bakteri pengurai, aktif pada malam hari dan akan menguraikan feses ikan mas koki yang akan menyebabkan kandungan amoniak dalam air aquarium tinggi dan tidak baik bagi ikan mas koki.
  7. Pada saat menguras air aquarium sebaiknya air yang akan dibuang jangan semuanya karena jika semua air lama digantikan dengan air baru, maka ikan mas koki harus beradaptasi lagi dan menyebabkan stress yang berakibat kematian.
  8. Air aquarium yang baru diisi (setelah dikuras) sebaiknya diberi garam grosok (garam laut) yang mempunyai manfaat mencegah pertumbuhan jamur.
Itu lah cara2 merawat ikan mas koki yang baik & benar

Selamat mencoba ya gan...!:D
Source:duniarury

Tips Cara-cara Budidaya Ikan Oscar


Tips Cara-cara Budidaya Ikan OscarI-kan Oscar merupakan jenis ikan air tawar yang berasal dari sungai Amazone, Panama, Rio-Paraguay dan Tio-Negro Amerika Selatan, serta sudapat dikembang-biakan di Indonesia. Ikan Oscar mempunyai bentuk dan warna yang menarik. Warna badannya kehitam-hitaman dengan batikan berwarna kuning kemerah-merahan. Tidak seperti ikan hias lain, ikan oscar memerlukan perlakuan sedikit khusus pada
cara perkembangbiakannya, sehingga ikan Oscar ini termasuk ikan yang mahal.
1) Pemilihan Induk

a. Induk yang baik untuk dipijahkan sudah berumur 1,5 tahun sampai 2 tahun dengan panjang badan 15 cm dan tinggi badan 10 cm serta berwarna cerah.

b. Seleksi induk dimulai saat ikan Oscar masih remaja (5 ~ 6 bulan), dengan cara mencampurkan 5 ekor jantan dan 5 ekor betina. Ikan Oscar remaja ini akan mencari pasangannya sendiri-sendiri. Setelah saling berpasangan maka kita pisahkan di bak tersendiri sampai menjadi induk.

2) Perbedaan Induk Jantan dan Betina

Induk Jantan Induk Betina
– panjang badan relatif lebih panjang
– alat kelamin lebih menonjol
– induk yang telah matang perutnya gendut
– lubang kelamin lebih besar

3) Cara Pemijahan

Bak perkawinan terbuat dari semen yang berukuran 1 1/2 x 1 x 0,5m3, diisi air yang telah diendapkan selama 12 ~ 24 jam setinggi 30 ~ 40 cm.
Jika bak perkawinannya luas, dapat disekat.
Sepasang induk Oscar yang telah matang telur dimasukkan ke dalam bak.
Pada setiap kolom diberi batu ceper yang berwarna gelap dan di atasnya ditutup sebagian besar agar suasana kolom menjadi teduh.
Oscar mengadakan pemijahan siang dan sore hari langsung dibuahi oleh pejantan.
Telur yang berada di atas batu ceper tersebut yang telah dibuahi diangakat dimasukkan ke dalam aquarium untuk ditetaskan. Aquarium berukuran 70 x 40 x 40 cm3 diisi air setinggi 10 cm, untuk telur sepasan induk.
Ke dalam aquarium diberi udara (aerasi) dengan kekuatan lemah.
Selesai 3 hari biasanya telur-telur mulai menetas.
Air diberi campuran emalin atau methylene blue.PEMELIHARAAN BENIH

Benih ikan ini sampai berumur 4 hari belum perlu diberi makan, karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sacknya (kuning telur).
Pada hari ke 5 benih diberi makanan Rotifera. Pemberian makanan ini tidak boleh terlambat karena ikan Oscar bersifat kanibal (memangsa sesamanya).
Pada hari ke 10 sudah bisa diberi kutu ari yang telah disaring.
Setelah berumur 2 minggu benih mulai diberi kutu air tanpa disaring dan mulai dicoba cacing rambut.
Benih sudah dapat dipindahkan ke bak/kolam yang lebih luas setelah berumur 25 hari.

PEMBESARAN

Pembesaran ikan dilakukan setelah benih berumur 25 hari.
Benih yang dihasilkan kira-kira 1000 s/d 3000 ekor untuk satu kali penetasan.
Bak yang digunakan berukuran 2 x 1 x 1 m3, dan diisi air setinggi 20 – 25 cm.
Untuk pertama kali pembesaran dapat ditebar kurang lebih 300 ekor ikan.
Untuk mengurangi teriknya matahari pada siang hari, di dalam bak diberi tanaman air seperti eceng gondok dan Hidrilla Verticilata. Untuk mencegah masuknya air hujan terlalu banyak, pada bagian atas bak ditutup sebagian dengan seng plastik.
Penjerangan dilakukan setelah benih berada di bak selama sebulan dengan jumlah menjadi 200 ekor
Makanan yang diberikan berupa cacng rambut. Setelah ikan berumur 5 ~ 6 bulan, ikan sudah dapat diseleksi untuk dijadikan induk, makanan yang diberikan diganti dengan udang kali yang masih
segar/hidup, bisa juga diberi udang rebon yang masih segar.
Sepasang induk dapat menghasilkan telur 1000 s/d 4000 butir untuk sekali pemijahan.Untuk mendapatkan warna yang indah pada ikan Oscar, pemberian makanan harus mengandung zat kapur (chitine) dimulai sejak kecil, seperti kutu air (Moina), Rotifera, cacing rambut, Artemia, udang rebon atau udang kali.

Ikan Oscar mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi; untuk ikan yang berumur 4 bulan (berukuran kurang lebih 6 cm) harganya Rp. 500,00 per ekor, sedangkan induk Oscar bisa mencapai harga Rp. 50.000,00 per pasang.Dengan menekuni cara pemeliharaan ikan Oscar ini, dapat menambahpenghasil keluarga.

Source:zonaikankita